Sunday, March 20, 2016

My Deleted Scene

Aku adalah seorang pemuda yang berumur 18 tahun dan tinggal bersama seorang ibu dan seorang adik. dan inilah kisah hidup ku.. aku terlahir dari keluarga yang bisa dibilang cukup bahagia, walau terkadang sering terjadi perdebatan dan masalah di dalam keluarga. dalam hidup ku yang bisa ku lakukan adalah mengeluh dan meminta dan mungkin hanya dua hal itu yang dapat ku lakukan. aku menulis ini karena aku ingin kalian tahu siapa sebenarnya diri ku ini dan aku menulis ini karena aku ingin kalian tahu dan mengerti kalau kehidupan yang ku jalani tidak selalu indah seperti kelihatannya. beginilah cerita ku, saat aku masih sekolah di sekolah dasar, tepatnya kelas 6 sd, ayah ku sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan keluarga ku dan dunia ini. saat itu aku masih belum paham dengan apa yang ayah ku lakukan karena sejak kecil aku terkenal dengan anak yang bandel dan hanya mementingkan diri ku sendiri. 

Mungkin sebagian teman-teman lama ku tidak akan tahu karena selama aku bersekolah aku selalu menyembunyikan semua sisi gelap ku dihadapan mereka. satu hal yang ku sesalkan sewaktu ayah ku meninggalkan ku adalah aku selalu berpikir ayah ku jahat karena sewaktu kecil ia selalu menyiksa ku, awal nya ku berpikir ia melakukan itu karena aku memang anak yang bandel, tapi seiring berjalannya usia ku dan bertambah besarnya badan ku, hal itu membuat ku menyadari kalau ayah ku melakukan itu semata-mata agar aku bisa bertahan hidup dari kejamnya kehidupan di dunia ini dan ketika aku mulai menyadari itu aku merasa ingin membunuh diriku atau paling tidak menghantamkan kepala ku ke tembok karena aku berpikir kalau aku tidak berguna dan tidak bisa membahagiakan orang tua ku. namun, hal itu tidak jadi ku lakukan karena aku melihat pelajaran yang ku dapat dari kepergian ayah ku, aku diajarkan untuk menjadi manusia yang lebih baik dan aku beruntung karena semenjak aku satu smp Tuhan mengubah hidup ku. 

Aku beruntung karena semenjak smp, aku mulai belajar untuk tidak menjadi orang yang egois, walaupun pada kenyataannya aku tetap saja gagal dalam melakukan itu. seiring berjalannya waktu, aku mulai belajar mengikuti pelayanan yang ada di gereja ku dan beruntungnya aku karena pada saat itu aku dapat melayani sebagai mc, walau aku seorang yang penuh kegugupan dan mudah tidak percaya diri namun aku bersyukur karena ketika aku pelayanan aku didampingi dengan seorang pemusik yang aku sukai. namun motivasi ku untuk melayani saat itu memang belum tertuju pada Tuhan. sehingga disaat aku mulai merenungkan tentang pelayanan ku selama ini, aku merasa tidak mendapatkan sesuatu yang berarti. aku selalu merasa tidak mendapatkan apa-apa setiap kali aku mencoba untuk melayani, oleh karena itu aku memutuskan untuk menjadi penonton di gereja atau yang bisa disebut jemaat dlam suatu gereja dan hal itu ku lakukan sampai aku meduduki kelas tiga di sekolah menengah dasar. 

Singkat cerita, akhirnya aku pun lulus dengan nilai yang bisa di bilang pas-pasan. kehidupan semu ku tidak hanya pada saat aku duduk di bangku sd dan tiga smp saja, kesuraman ku juga terjadi ketika aku ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah menengah atas  (SMA) tepatnya di pudi mulia( tempat semasa aku masih smp). awalnya aku merasa percaya diri karena aku merupakan alumni smp pudi mulia dan menurut isu yang beredar alumni pudi mulia dapat masuk dengan lebih mudah dibanding sekolah lain. namun hal itu ternyata tidak benar, karena aku harus mengulang untuk mengikuti tes masuk SMA dengan penuh jerih payah dan muka yang penuh kegagalan dan rasa malu karena kesempatan ku untuk mengikuti tes sudah habis dan aku sudah gagal, maka aku pun sudah tidak bisa melanjutkan masa sma ku di pudi mulia dengan kata lain aku harus pindah sekolah. awalnya aku merasa putus asa, karena aku tidak tahu kemana lagi aku harus mencari ilmu ku. karena begitu putus asa akhirnya aku menghabiskan liburan ku dengan penuh penyesalan dan kesia-siaan. namun, aku merasa sangat beruntung karena ibu ku selalu mengajarkan ku untuk lebih tegar, sabar dan kuat untuk menghadapi masalah yang ada di dalam hidup ku. ada satu perkataan ibu ku yang mungkin aku tidak pernah lupa sampai aku berada di 3 sma, ia berkata kepada ku agar aku selalu berdoa dan percaya kalau Tuhan sudah merancang masa depan ku dengan indah. 

Saat mendengar kata" itu, rasanya aku malu dengan diriku sendiri dan aku merasa bodoh karena aku lupa dengan apa yang selama ini sekolah minggu ajarkan pada ku. mendengar dan menyadari hal itu, aku pun mencoba untuk bangkit dari semua keterpurukan itu, walau aku tahu itu berat tapi aku percaya Tuhan punya jalan. singkat cerita, aku terus merenung kata" yang diucapkan orang tua ku dan perlahan aku bangkit dari tempat tidur ku dan aku mulai berdoa. aku hanya berdoa agar Tuhan mw mengampuni ku dan menunjukan jalan yang terbaik bagiku. keesokan hari nya, teman-teman ku bertanya kepada ku, mereka menanyakan tentang dimanakah aku akan bersekolah, saat itu aku hanya bisa menjawab", aku tidak tahu  dan aku gk tw harus bagaimana aku sudah gagal. saat teman-teman ku mendengar jawaban ku itu, mereka langsung segera mencoba menawarkan berbagai pilihan sekolah, ada yang menawarkan ku untuk sekolah di santo teo, ada pula yang menawarkan ku bersekolah di parsisius dan ada pula yang menawarkan ku di punda mulia. mendengar hal itu aku pun hanya bisa terdiam sambil berkata" thx ya semua, aku gk tw harus berkata apa lg, tp nanti akan dipertimbangkan. saat itu aku beruntung karena masih tersisa 7 hari sebelum masuk sekolah. keesokan harinya, kau pun memutuskan untuk mencoba di parsisius, karena menurut ku dsana jauh lbh baik. mendengar hal itu, teman ku bernama pezu, ia dengan senang hati membwa ku kesana dan mengajarkan ku tentang apa saja yang akan diuji, saat itu aku hanya bs bersyukur karena perlahan Tuhan membuka jalan untuk masa depan ku. 

Singkat cerita, aku pun lulus dengan nilai yang pas-pasan dan aku bangga akan hal itu. namun ada satu hal yang mmbuat ku jengkel, karena aku mengerjakan 100 soal pada wktu itu dan pada saat aku selesai mengerjakan tante ku berkata kepada ku," her, sebenernya tes yang kamu kerjakan tadi itu semua formalitas". mendengar hal itu aku pun merasa kesal dan jengkel karena disaat tes itu aku benar-benar belajar untuk mendapatkan nilai terbaik.

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home